WELCOME100%

Ngewek Dengan Bibik Negsih Pembantu Bohai

Payudara Bibi Nengsi Yang Montok


Cerita sex - Bi Nengsi telah menjadi pelayan sejak lama di rumah Pak Hendra. Ini adalah tahun kedua ia bekerja di sana, Bi Nengsi merasa betah karena keluarga BaPak Hendra cukup baik untuk memperlakukannya dan bahkan memberi lebih dari apa yang diharapkan oleh seorang pelayan.

Bi Nengsi juga menyadari nya dan terutama kebaikan Tuan Hendra yang terlalu berlebihan, tetapi dia tidak begitu memikirkannya, sepanjang hidupnya ia juga bisa menyimpan kelebihan untuk tabungan hari tua, karena perilaku Pak Hendra yang selalu minta dilayani kalau kebetulan istrinya tidak ada di rumah karena itu hal plus service dari Bi Nengsi karena dia menikmatinya juga karena birahinya juga tinggi.

Meski penduduk desa, penampilan Bi Nengsi juga menarik dan tidak kampungan biarpun usianya sudah lumayan tua, sekitar 40 tahun dan ia pandai merawat tubuhnya sehingga terlihat masih montok dan mengasyikkan, bahkan Pak Hendra di buatnya tergila-gila melihat payudaranya yang montok dan kenyal, warna kulitnya agak exotis dan mulus, meskipun wajahnya tidak begitu cantik tetapo ia memiliki pesona tersendiri, wajah nya dan body nya menggairahkan harsrat! Begitu kata Pak Hendra ketika mereka pertama kali bercinta di belakang dapur satu kali.

BACA JUGA : Ngewek Dengan Dokter Terapis

Di usia yang tidak tergolong muda ini, Bi Nengsi adalah seorang janda yang sudah lama sendiri karena suami nya sudah meninggal akibat sakit, dan nama nya juga wanita normal yah masih memiliki gairah yang tinggi karena ternyata selain berselingkuh dengan majikannya, ia berhubungan seks dengan Bang Tono, penjaga keamanan rumah, aksi mesumnya dengan Bang Tono dimulai ketika dia pernah ditinggalkan oleh Pak Hendra yang pergi ke luar kota selama sebulan lebih, selama itu pula Bi Nengsi juga merasa jablai, tidak ada orang yang memuaskan harsrat birahinya, apalagi ketika malam itu sedang hujan gerimis panjang dan begitu menusuk tulang dan tidak tahan dengan gairah yang membara, ia bertekad untuk menggoda Satpam untuk diundang ke tempat tidurnya di ruang belakang.

Malam itu, Bi Nengsi tidak bisa tidur dia merasa gelisah tak menentu dan tubuhnya menggigil sehingga tidak tahan dengan gairah seksualnya dan malam ini dia tidak mungkin menunggu Pak Hendra untuk mengkeloni nya karena istrinya ada di rumah, dia merasa semakin tertekan ketika membayangkan bahwa pada saat itu Pak Hendra sedang bercinta dengan istrinya, dia membayangkan bahwa istrinya akan ampun dalam menghadapi serangan Pak Hendra yang memiliki 'senjata' penis besar, panjang Pak Hendra dengan kekuatannya yang dasyat di ranjang semakin membuat Bi Nengsi sengsara dengan nafsunya sendiri, sebenarnya terpikir untuk memanggil Bang Tono untuk menggantikannya, tetapi dia tidak berani selama majikannya ada di rumah, Jika mereka ditemukan ketahuan itu akan menjadi akhir pekerjaan mereka berdua dan akhirnya, Bi Nengsi hanya bisa mengeluh di tempat tidurnya sendiri sampai dia tidak bisa merasakan gairahnya terbawa tidur.


Sampai Bi Nengsi merasakan adanya semtuhan yang lembut ke seluruh tubuhnya di dalam mimpinya, dia menggeliat dengan senang hati dengan sentuhan jari kokoh Pak Hendra lalu membuka kancing baju tidurnya lebar hingga memperlihatkan kedua payudaranya yang penuh dengan isi, tanpa sadar Bi Nengsi memipikan sensasi ngewek dan mengigau sambil membusungkan dadanya.

"Peras.. ahhww... puting susunya mainkan... oh" Lalu dengan kedua tangan Bi Nengsi meraih kepalanya dan membenamkannya di dadanya sambil tubuhnya menggeliat mengikuti jilatan pada putingnya, Bi Nengsi dengan nafas terengah-engah sambil menikmati sedotan dan perasan di payudaranya sampai akhirnya dia bangun dari mimpinya.

Dia perlahan membuka matanya sambil merasakan mimpinya dan masih terasa sedotan di puting nya meskipun dia sudah bangun dan ternyata setelah matanya terbuka dia menyadari bahwa dia tidak sedang bermimpi, dia melihat ke bawah dan ternyata seseorang sedang mengulum bukit kembarnya dengan sangat nafsu, dia pikir Pak Hendra sedang menggerayangi nya, dalam hatinya dia bersorak kegirangan dan kagum pada keberanian majikannya meskipun istrinya ada di rumah, dan dia tiba-tiba merasa takut, bagaimana jika istrinya datang?


Bi Nengsi segera bangkit lalu mendorong tubuh yang ada di atasnya dan ingin mengingatkan Pak Hendra tentang situasi yang tidak mungkin ini, akan tetapi sebelum dia dapat berbicara, dia melihat bahwa itu bukan Tuan Hendra ?! Apa yang lebih mengejutkannya adalah bahwa orang ini tidak lain adalah Adit, salah satu putra sulung majikannya yang masih berusia 17-an!?

"Den Adit?!" pekiknya dengan suara pelan.
'Ditt... ngapain masuk ke kamar Bibi?" Bi Nengsi bertanya dan terkejut.
Barusan itu apa yang kamu lakukan kepada Bibi ?' Bi Nengsi bertanya lagi karena dia tidak pernah menyangka bahawa putra majikannya akan berani berbuat kurang ajar padanya.
'Aa a.. anu... ak.. ak.. aku sebenarnya ke kamar Bibi mau meminta bantuan untuk membuat minuman" jelasnya.
"Tetapi saat aku masuk dan melihat Bibi tidur sambil menggeliat a.. a.. Adit nggak tahan" katanya dengan gugup, Adit mengerang lama memandangi bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada Bi Nengsi, lalu secara refleks Bibi kemudian merapikan pakaiannya untuk menutupi payudaranya yang telanjang, bocah nakal itu masih bau kencur, Bi Nengsi menggerutu pada dirinya sendiri, tidak jauh beda dengan tingkah ayah nya.
"Bb Boo.. Bolehkan.. Bi?" Adit berkata kemudian.
"Apa yang mau kau lakukan?" Bi Nengsi tersentak.
"I i it.. itu... seperti yang tadi.." pinta Adit tanpa rasa bersalah dan dia perlahan mendekati Bi Nengsi lagi.
"Den Adit, jangan kurang ajar kepada cewek..." katanya sambil mundur dari anak itu. "Kamu tidak bisa!"
'K k ke.. kem.. Kemaren saja sa say... saya l la.. lagi ngintipin Bibi Ngewek sama Bang Tono, mm maa.. massa Adit gak boleh? Adit kemudian berkata dengan gugup.
"kamu kok tahu ..." Bi Nengsi tersentak.
"Nanti aku kasih tau sama papa dan mama aja, kalau bibi gak mau kasih" ucap Adit mengancam.
"Eh, jangan! Kamu jangan memberi tahu siapa pun ..." kata Bi Nengsi dengan panik.
"Lalu bisakah aku melakukan nya bi?" jawab Adit
Anak ini kurang ajar dan beraninya dia mengancamku, tapi dia juga membutuhkan dalam hatinya, tetapi bagaimana jika dia berbicara dengan orang lain. Oh tidak! Jangan biarkan! Bi Nengsi berpikir keras tentang bagaimana membuat anak ini bisa dikuasai agar tidak memberi tahu yang lain. Bi Nengsi lalu tersenyum pada Adit sambil memegang tangannya.
"Den Adit ingin memegang ini?" Katanya kemudian, meletakkan tangan Adit di payudaranya.
"Ya ... ii-iiya ...," katanya, menyeringai bahagia.


Adit segera meremas payudara Bi Nengsi dengan puasnya. "Bagaimana Den... enak? Tanya Bi Nengsi sambil melirik wajah bocah itu.
"Bocah ini lumayan tampan, meskipun masih bau kencur, tapi dia juga lelaki," pikir Bi Nengsi.
Tidakkah dia melewatkan kehadiran seorang pria untuk memuaskan nafsunya yang begitu menggelegak? Mungkin anak ini tidak cocok dengan yang diharapkan, tetapi dari pada tidak ada sama sekali?

Setelah berpikir Bi Nengsi merasa penasaran ingin tahu bagaimana rasanya bercinta dengan anak di bawah umur, Jelas masih polos, naif dan perlu diajari, mengingat ini, Bi Nengsi menjadi terangsang dan keinginannya untuk ngewek semakin bergairah dan kalau saja orang ini adalah Pak Hendra, tentu saja dia akan ku kulum segera penis nya, tapi tunggu dulu, dia masih anak-anak ntar dia malah terkejut.

Bi Nengsi membiarkan Adit meremas payudaranya dan dadanya sengaja dibusungkan sehingga anak ini bisa melihat dengan jelas keindahan payudaranya yang montok itu, Adit mencoba memutar putingnya sambil melirik wajah Bi Nengsi yang sepertinya meringis seolah kesakitan.
"Itu menyakitkan Bi?" Adit bertanya.
'Ahhh.. Auuhhh.. nggak Dit teruss... lakukan terus jilat Dit" erang Bi nengsi


Adit mengiyakan semua perintah dari Bi Nengsi dan Adit sangat meniikimati nya rasanya itu sangat kenyal oh sangat luarbiasa! Adit berpikir sendiri tapi lalu dia menciumi dan mengemut puting nya Bi Nengsi, Bi Nengsi kaget dengan perubahan ini dan pada saat yang sama bahagia karena walaupun sedotannya tidak setinggi lelaki dewasa, itu sudah cukup untuk membuatnya terangsang, apalagi tangan Adit mulai berani mengelus pahanya dan merambat naik di bawah gaun tidurnya, perasaan Bi Nengsi melayang dengan cumbuan ini, dia tidak sabar menunggu tangan Adit di bawah roknya untuk sampai ke selangkangannya, akhirnya Bi Nengsi mendorong tangan Adit lebih dalam dan langsung menyentuh area yang paling sensitif karena Bi Nengsi tidak pernah memakai pakaian dalam saat tidur.

Adit terkejut ketika jari-jarinya menyentuh area berbulu dan agak hangat dan dia hampir menarik tangannya kembali jika tidak dipegang oleh Bi Nengsi.
'Tidak apa-apa ... pegang saja ... perlahan ... ya ... lalu ... yah disitu ... itu saja ... itu awhh.... Den!'

Adit sangat senang mendengar rintihan Bi Nengsi yang terlihat sangat merangsang, sambil terus mengulum puting susunya, jari-jarinya mulai berani memainkan bibir alat kelamin Bi Nengsi, rasanya itu hangat dan sedikit agak licin dan dia pun mencoba menusuk ke celah di antara bibir memeknya Bi Nengsi dan karena semakin licin Adit melanjutkan tusukan itu semakin dalam.
“Akhh ... Den perlahan memasukkannya ke dalam kuku kamu tajam Oohh Den Adit!” Desah Bi Nengsi mulai mengoceh kata-katanya begitu sambil menggeliat.


Sambil terus mengajari Adit melakukan ini dan itu, tangan Bi Nengsi mulai bermain ke tubuh Adit, awalnya ia menanggalkan pakaian atasnya lalu melepas ikat pinggangnya dan segera meraih di bawah pakaian dalam bocah itu.
"Hmmnn.....", desah Bi Nengsi ketika dia merasa batang penis anak bau kencur itu.
Dia melirik ke bawah dan melihat batang Adit membentang begitu erat, anak  lumayan juga meski tidak sebesar milik ayahnya tapi lumyan besar untuk ukuran usianya, tangan Bi Nengsi dengan lembut mengkocok penis Adit dan dia mengerang.
"Owwhh.. oohhh.. Bii .. !" Teriak Adit perlahan.

Bi Nengsi tersenyum melihatnya dan Adit ini buat nafsu saja melihat keluguan dan kepolosannya membuat Bi Nengsi semakin terangsang dan tidak mampu menghadapi emutan bibirnya di putingnya dan gerakan jari-jarinya di memeknya, seolah-olah dia tidak bisa menahan tekanan besar dari dalam dirinya sendiri. Tubuhnya bergetar .. lalu ... Bi Nengsi merasakan semburan hangat dari dalam dirinya berkali-kali dia mengalami orgasme, Bertanya-tanya juga? Tidak biasanya ia dengan cepat mencapai kenikmatan puncak. Entah bagaimana. Mungkin karena dia sudah bergairah plus pengalaman baru dengan anak di bawah umur, membuatnya cepat orgasme.


Adit tertegun melihat ekspresi di wajah Bi Nengsi yang sepertinya merintih membuat Adit menghentikan gerakannya, dia takut dia akan membuat Bi Nengsi terluka.
"Bi..? Bibi kenapa? Tidak apa-apa kan?" Dia bertanya begitu polos.
"Tidak sayang ... Bibi sebenarnya menikmatinya Den Adit," kata Bi Nengsi sambil mencium wajah tampan bocah itu.

Dengan sangat birahi bibir Adit disikat, dijilat sementara tangannya meraba-raba seluruh tubuh anak bau kencur itu dan Adit senang melihat keganasan Bi Nengsi, dia perlawanan dengan meremas payudara pengasuh itu, lalu mempermainkan putingnya.
'Ahh.. ahh... owwhh... Den ... sangat nikmat Den Adit pintar ... uugghh!" Erang Bi Nengsi dengan bahagia.

Bi Nengsi sangat menyukai permainan anak ini, dia ingin memberikan yang terbaik untuk majikan muda ini, ingin memberi kesenangan yang tak akan pernah dia lupakan karena dia yakin Adit masih perjaka murni, Bi Nengsi semakin terangsang membayangkan kenikmatan air peju perjaka, lalu kemudian dia mendorong tubuh Adit dengan posisi telentang dan mulai menjilati dari atas hingga ke bawah, Lidahnya pun menyapu biji peler nya adit yang di ikuti hisapan di batang nya dengan sedotan kuat.


Tubuh Adit bergetar keras merasakan kenikmatan cumbuan yang luar biasa itu terutama ketika lidah Bi Nengsi mengutak-atik biji peler nya, kemudian merayap di seluruh batang kemaluannya, Adit merasakan perutnya berkedut karena di jilati tapi rasanya itu  begitu sedap, Adit merasa tidak mampu lagi menahan peju yang akan menyembur keluar, Bi Nengsi rupanya merasakan hal itu dan dia tidak menginginkan kalau muncrat di luar Dia dengan cepat melepaskan ciumannya dan segera menekan pangkal batang kemaluan Adit agar tidak segera muncrat.
'Hah.. Bi .. kenapa?' Adit bertanya bingung karena dia hanya merasa peju nya akan menyembur tetapi tiba-tiba hal itu tidak terjadi.
"Tidak apa-apa, tenang saja, Den Biar lebih enak" jawabnya sambil merangkak naik ke tubuh Adit.

Dengan posisi jongkok dan kedua kakinya di kangkang kan, Bi Nengsi mengarahkan penis Adit tepat ke lubang mekinya tubuh Bi Nengsi perlahan turun sambil memegang penis Adit yang sudah mulai masuk.
"Uuggh, enak sekali, Den?"
"Aduh ... Bi Nengsi ... nikmat..!" Dia mengerang pelan.

Adit merasakan batang kemaluannya seolah tersedot ke dalam lubang mekinya Bi Nengsi, terasa seperti berpasir dan dia kemudian Adit menggerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah mengenjot dengan cepat masuk dan keluar dari liang meki yang hangat dan lembab dan Bi Nengsi tidak mau kalah juga pantatnya bergoyang ke sana ke mari untuk mengikuti irama tusukan penis Adit.
"Auwhhh Deenn... nikmat genjot yang kencang Den!" Bi Nengsi menjerit seperti orang gila.


Adit mempercepat gerakannya karena dia mulai merasa air pejunya akan menyembur.
"Bi... akkhh.... udah mau keluar..." Adit berteriak.
'Yah begitu Den... ayo... terus... genjot yang kencang Bibi juga ingin keluar ... ya aa... ya ... ohh teruss..." katanya terengah-engah.

Adit mencoba betahan untuk menahan peju nya dan dengan semua kekuatannya dan terus meningkatkan genjotannya, sampai akhirnya kewalahan oleh goyangan pinggul wanita berpengalaman ini, tubuh sampai terangkat dan sambil memeluk tubuh Bi Nengsi dengan erat, Adit memuntahkan cairan pejunya yang kental dan banyak
"Crettt ... crroottt.. croott!"
"Aaakkhh .." Bi Nengsi juga mengoreksi orgasme.
Aditi Adit.
"Ooohh .. Deenn .. bagus sekali .."



Dua orang yang yang di mabuk seks ini berguling di atas tempat tidur dengan sisa-sisa terakhir dari kesenangan ini, Nafas mereka terengah-engah keringat membasahi seluruh tubuh mereka di malam hari meskipun cuaca di luar itu berembun, senyum Bi Nengsi muncul di bibirnya dengan penuh kepuasan dan dia melirik genit pada Adit.
"Bagaimana Den, nikmat kah?" bisik Bi Nengsi
"Ya Bi, sangat nikmat," jawab Adit sambil memeluk Bi Nengsi.
Tangannya jahil mencolek ke payudara Bi Nengsi yang tergantung di depan wajahnya.
"Eh, Aden nakal," katanya Bi nengsi dengan genit.
Tangan Bi Nengsi kembali ke batang penis Adit yang sulah loyo dan mencoba membelai dengan lembut sampai penis nya mulai hidup kembali.
"Bibi menyesap lagi, Den?"

Adit hanya bisa mengangguk dan kembali merasakan kehangatan mulut dan jilatan lidah Bi Nengsi untuk menghisap penisnya dan mereka kembali memulai lagi ronde kedua tanpa memperdulikan waktu dan mereka berhenti ketika suara ayam berkokok dan Adit meninggalkan kamar Bi Nengsi dengan tubuh lemas karena kelelahan karena berhubungan seks sepanjang malam tetapi wajahnya berseri-seri karena dia merasakan pengalaman yang luar biasa malam itu.

Posting Komentar

0 Komentar