Ngentot Dengan Teman Cewek ku Yang Lagi Mabuk
Cerita sex - Kisah ini ketika itu pada Sabtu malam sekitar jam setengah satu pagi tiba-tiba saya menerima telepon dari Silvia dia adalah teman kuliah saya dulu dan saya sudah lama tidak mendengar kabar dari Silvia biasa dulu kami biasa pergi dengannya dan anak-anak dari Jakarta, yah biasa lah kami dulu anak kuliahan kan kompak semua.
Berteman dengan Silvia itu arak juga rah dan orang nya itu cantik, tinggi dan langrang, tubuh fantastis dan hal yang sangat saya sukai dari Silvia adalah model rambutnya ketika berteman kuliah hingga akhir rambut hitam legam Silvia selalu panjang, apalagi ketika ditata agak meringkuk, hmmm aku selalu mengira dia adalah boneka yang barbie yang imut.
BACA JUGA : Ngewek Dengan Bibik Negsih Pembantu Bohai
“Hello Sil? ada gerangan apa nelpon nih, udah pagi lagi” Tanyaku.
'Har, bisa gak kamu menjemputku di X3 atau tidak?'tanyanya, menyebutkan salah satu tempat hiburan malam terkenal di Medan.
"Hah...? Apakah kamu di Medan? Bukankah kamu di Jakarta? Terakhir kali aku mendengarmu, kamu bekerja di Jakarta?" Tanyaku terkejut, mengapa tiba-tiba Silvia di Medan.
"Har, ntar deh gue ceritaiin sekarang tolong dong jemput aku udah gelap banget nih" ucap Silvia dengan memelas dan membuatku sedikit kasihan.
"Ok, tunggu sebentar aku akan ke sana sekarang, aku akan tiba di sana sekitar 10 menit," jawabku lalu aku bersiap untuk mengeluarkan mobil untuk menjemput Silvia.
Dalam perjalanan saya berpikir ada apa dengan Silvia dan mengapa Silvia berada di clubing di Medan apalagi dia sendirian, yang lebih aneh adalah mengapa meminta untuk menjemputnya?itu lebih aneh!
Sesampainya di klub malam, saya memarkir mobil saya dan setelah turun, saya langsung melihat Silvia sedang berdiri di pintu masuk tapi konsisi nya agak aneh.
"Hy Sil! Sendiri?" Tanyaku. "Yah Har..." jawabnya lesu dan bola matanya terlihat sangat merah.
“Sil, ngapain di sini? Hmm ... maaf, apa kamu sedang mabuk?” Tanyaku mengintrogasi nya.
"Har, bisakah kita pergi sekarang atau tidak? Tidak baik dilihat orang-orang," tanyanya dan ketika saya melihat sekeliling, memang beberapa petugas keamanan dan pengunjung baru datang untuk melihat kami dengan pandangan aneh. "Oke, ayolah mobilku parkir di sana," aku meminta Silvia masuk ke dalam mobil.
Setelah menyalakan mobil dan keluar dari tempat parkir, saya bertanya pada Silvia, "Mau ke mana, Sil?" "terserah deh mau ke mana?" Jawab Silvia yang duduk di sebelahku.
"Emang kamu nginap di mana Sil?" Saya bertanya. "Aku belum punya tempat tinggal," jawabnya sederhana.
"Yang benar dong, ini sudah mau subuh loh? aku cariin hotel buat kamu ya? Ucapku menawarkan penginapan.
'Har... bolehkah aku malam ini nginap di rumahmu hanya malam aja, aku lagi butuh teman untuk curhat ini" pintanya.
'kamu yakin mau tinggal di tempatku? Rumah sewaanku kecil, berantakan lagi nama nya juga rumah bujangan" jawabku sambil tersenyum. "Aku sudah tahu kamu berantakan sejak awal," jawabnya sambil tersenyum kecil
'Yah, ayo pulang saja lah kurasa kamu juga sangat lelah," tanyaku. "emang kamu datang dari Jakarta?" "Sore ini," jawab Silvia. "Jadi dari Jakarta kamu langsung ke X3?" Aku bertanya, terkejut. Dia hanya tersenyum kecil. Kamu nakal !
"Maaf Sil apakah loe punya masalah?" Saya bertanya. Dia berhenti sejenak, lalu menjawab, "Yah lagi ada probleem nih gua" jawabnya.
'Boleh gak aku tahu masalahnya kok sampai kamu menjadi seperti ini," tanyaku lagi.
"aku hanya perlu ditemani sekarang, tapi aku berjanji untuk memberitahumu nanti, sory yah sudah merepotkan karena masalahku," lanjut Silvia.
'Oke deh, kalau kamu tidak mau bicara, aku tidak akan bertanya lagi," jawabku.
Sesampainya di rumah saya Silvia tidak membawa apa-apa, ia hanya membawa tas kecil yang isi nya hanya dompet dan peralatan kosmetik.
"Nih pakai saja nih pakaianku, pakaianmu sudah kotor tuh dalam perjalanan," kataku sambil memberi Silvia kemeja dan celana pendek karet saya.
"Ok sini" jawabnya menerima kemeja itu salu Silvia masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan berganti pakaian sementara saya merapikan kamar saya untuk ditempati oleh Silvia dan saya membentangkan kasur di ruang tamu untuk tempat saya tidur.
'Sil kamu tidur saja di kamarku, aku sudah beresin kok" kataku pada Silvia.
'Oh maaf yah Hardi aku sudah sangat merepotkanmu" katanya.
'Lalu kamu dimana?" Silvia bertanya.
'Lihat, di ruang tamu, aku punya tempat tidur cadangan," jawabku.
"Apakah kamu sudah makan?" aku bertanya
"Sudah makan beberapa gelas bir," jawabnya, tertawa.
'Kamu nih dasar, itu saya ada kentang dan nugget di kulkas! mau gua menggorengnya atau tidak?"
"Kamu masih sama seperti dulu baik sekali," jawabnya sambil terkekeh, akhirnya saya memasaknya kentang goreng, nugget dan ada sosis juga maklum hanya itu yang ada di lemari es saya dan saya juga membuatkannya susu hangat, setelah selesai makan dan minum Silvia terlihat sedikit segar.
'Udah dulu yah Sil, tidur saja sekarang udah mau jam tiga nih" kataku. "Selain itu, aku juga sangat mengantuk," aku melanjutkan.
"Oke," jawab Silvia yang kemudian pindah ke kamar, sebelum masuk dia punya tangan melambai padaku sambil tersenyum dalam hati ku ini cewek banyak ngerepotin aja.
Lalu aku berbaring di tempat tidur di ruang tamu dan menyalakan TV aku menurunkan suaranya agar tidak mengganggu Silvia.
Sekitar 10 menit kemudian Silvia keluar dari kamar dan mendekati saya. “Ada apa, Sil? Butuh sesuatu?” Tanyaku tetapi Silvia hanya diam dan kemudian berbaring di sampingku bahkan dia masuk ke dalam selimut yang kugunakan.
'Hardi kan sudah dibilangi aku lagi butuh teman curhat, aku boleh kan berbaring di samping kamu atau tidak? Aku pengen curhat sama kamu" kata Silvia.
"Tapi Sil kita ini berbeda," jawabku. "
Apa bedanya?" Tanya Silvia yang golek di sampingku.
'Yah beda dong kamu itu perempuan, aku laki-laki, lalu kita berdua ini sudah dewasa kamu gak takut kalau aku macam-macam ntar?" Saya bertanya.
"Hmmm... kenapa, Kamu ingin melukaiku? setau aku kamu itu orang nya baik banget sama aku dari dulu" jawab Silvia, dan aku hanya mengambil nafas lalu kupikir aku mungkin baik padanya tetapi aku juga lelaki normal apa gak ngaceng ntar kalau ada seorang gadis cantik tidur di sebelahnya
"Yah udah terserah kamu deh mungkin evek karena kamu sedikit mabuk, itu wajar," kataku dan Silvia hanya tersenyum kecil.
'Sil ngapain kamu ke Medan, lalu dari sekian banyak orang di Medan kenapa kamu memintaku untuk menjemput?" Saya bertanya.
"Aku tidak tahu Har di dalam pikiranku hanya ada kamu yang bisa kupercaya" jawabnya, aku tersenyum kecil, busyet nih cewek malah aku malah dimanfaatkan.
"Ingat ketika aku kuliah, kamu selalu membantuku," lanjut Silvia lalu saya terdiam mengingat masa lalu, memang Silvia dulu tidak terlalu semangat dengan studinya, jika aku tidak dibantu mungkin tidak selesai.
"Apakah kamu ingat waktu naskahku dulu? Kamu benar-benar banyak membantu saya," lanjut Silvia.
'Sepertinya aku tidak ingin membantu, tetapi kenapa aku melakukannya," jawabku sambil tertawa.
"Kamu ini... tapi kan aku sudah membayar nya dengan makan," jawab Silvia sambil memukul lenganku.
"Masa cuman di traktir makan saja" jawabku tertawa.
"Terus kamu itu sebenar nya gak iklas bantuiin aku dulu yah" Silvia bertanya dengan cemberut.
"Yah iklas dong namanya juga seorang teman," jawabku dan kami berdua tertawa.
'Sil dulu itu kamu adalah gadis yang sangat lugu dan baik dan kamu trendi itu selalu bergaya, tapi tidak pernah aneh. Tapi coba lihat sekarang, tiba-tiba datang ke Medan, mabuk, kemudian tinggal di tempat seorang pria lagi "kataku.
Silvia terdiam sambil menatap cincin yang dikenakan di jari manisnya lalu dia melepas cincin itu dan mencampakkan nya di lantai. "Ini karena tunanganku" kata Silvia lembut.
"Kapan kamu bertunangan nya?" tanyaku, Silvia hanya mengangguk sedikit.
"Udah lama" jawabnya sederhana.
"Udah lama kok aku gak tau?" Aku bertanya, terkejut.
'Pertunangan ku hanya sebatas tadi sore saja Har dan hari ini adalah hari libur kan maksudku hanya ingin beristirahat di rumah, tetapi tiba-tiba tunanganku datang dengan seorang gadis, di mengatakan untuk membatalkan tunangan kami dan dia ingin menikah dengan gadis itu minggu depan, gadis itu sedang hamil, "kata Silvia, terisak. "Oh benarkah" jawabku kasihan.
"Masalahnya dia kan sudah melamar aku duluan Har dan tanggal pernikahan juga sudah ditentukan" lanjut Silvia sambil menangis.
"Apa yang ingin kamu katakan kalau jadi aku Har coba dan aku sangat malu kepada keluargaku" lanjut Silvia menangis.
"Yah bagaimana aku juga bingung dengan masalah seperti itu Sil dan masalahnya sangat berat," kataku sambil memeluk nya yang sedang menangis.
"Mungkin dia itu bukan jodohmu Sil." Saya berkata kepada Silvia.
"Ya, tapi bagaimana mungkin dia bisa meninggalkanku begitu saja," jawab Silvia.
"Mau bagaimana lagi Sil? Bagaimana dengan seorang anak di dalam rahim? Pasti harus ada yang tanggung jawab" jawabku.
'Jika misalnya kamu mencoba menikahinya, apakah kamu gak di hantui rasa bersalah selama hidupmu mengingat pria yang kamu nikahi tampaknya tidak bertanggung jawab atas darah dan dagingnya sendiri" jawabku
'Yah kasihan juga sih dan kalau aku gadis itu, aku juga akan menuntut tanggung jawab," kata Silvia.
"Yah beruntung bahwa tunanganmu masih bertanggung jawab," kataku.
"Sebenarnya tunangan ku pernah minta ngewek denganku sebelumnya, tapi aku menolak Har dan mungkin kalau aku menuruti nya pasti tidak jadi begini," kata Silvia terus terang.
'Meski pun begitu Sil menurutku tidak bisa menjadi alasan dia untuk tidak berselingkuh dengan cewek lain" kataku.
"Kalian para cowok kenapa kamu hanya memikirkan seks," kata Silvia dengan nada tinggi
"Makanya itu aku gak mau pacaran sama cowok Sil" jawabku sambil tertawa dan Silvia juga ikut tertawa.
"Hardi apakah kamu pernah Ngewek belum?' ' Tanya Silvia menyelidik dan Saya hanya bisa tersenyum
"Kenapa tidak menjawab? Pernahkah kamu melakukan itu?" Tanya Silvia dengan penasaran.
"Tetap saja diam, itu artinya kamu pernah kan dasar cowok itu semua sama saja, pikirannya tidak jauh dari selangkangan," kata Silvia sambil memukuli dadaku.
"Yah meskipun aku sudah pernah tetapi aku tidak selingkuh juga pada tunanganku dan menghamili cewek lain," aku menggoda Silvia sambil tertawa.
"Itu kan sama, kalian itu cowok brengsek semuanya," kata Silvia sambil mengubah posisi nya dari menghadap ke saya dan berpaling muka dengan ku.
"Hardi emang ngewek itu benar-benar enak yah? mengapa ada begitu banyak yang belum menikah tetapi ngewek duluan sampai mereka ada yang hamil lagi," Silvia bertanya.
"Tidak Sil ngewek itu benar-benar sakit, jadi aku tidak menginginkannya lagi," candaku lalu Silvia mencubit pinggangku.
"Ugh... ditanyain serius malah bikin lelucon," kata Silvia.
'Lagian kamu pake tanya lagi, yah ngewek pasti enak lah, kalau tidak mengapa semua orang ingin ngewek dan bisa kecanduan lagi?" Saya bilang.
"Mungkin jika newek tidak enak maka tidak ada pemerkosaan" canda saya dan Silvia hanya tertawa kecil.
"Sangat nikmat yah, kok bisa sampai begitu?" Silvia bertanya dan saya bingung di buatnya.
'Apa yang harus ku katakan yah Sil, saya merasa sulit untuk menjelaskan, tetapi ini adalah aktivitas terbaik dari semua kegiatan, ntar kamu juga mengerti mengapa ngewek itu nikmat" jawab saya.
"Hmm ... enaknya seperti cokelat atau tidak?" Silvia bertanya dengan penasaran.
'Apa yang harus jelaskan yah Sil, bedanya makan cokelat rasanya cuman manis di mulut saja tetapi jika ngewek itu nikmat ada variasi nya tergantung gayanya dan paling nikmat itu saat orgasmenya Sil "jawab saya.
"Seperti apa sih sebenarnya orgasme itu?" Silvia bertanya lagi.
"Aku tidak mengerti orgasme cewek gimana? tetapi ketika menyangkut orgasme biasanya itu seiring dengan keluarnya sperma, dan kelihatannya mirip juga dengan cewek mengalami orgasme, biasanya memek nya membanjiri lendir," jawabku.
"Apakah hanya begitu saja?" Silvia bertanya.
"Yah tidak dong" jawab saya.
'Ketika kamu sudah mau orgasme seperti berada di udara lagi melayang dan tuhuh kamu akan terasa lemas" Saya melanjutkan.
"Pengen..." kata Silvia dengan wajah imut nya lalu aku mendorong dahi Silvia sambil berkata "udah kembali ke kamar tidur di sana, pikiranmu sudah kacau", meskipun dalam hati aku juga kepengen.
'Tapi serius Har aku kepengen coba, kamu mau atau tidak?" Silvia bertanya dan aku hanya diam saja.
"Kenapa sih Har aku tidak cantik ya? Atau aku bukan tipe cewek kamu sampai kamu tidak mau?" Silvia bertanya.
"Tidak seperti itu Sil kamu ini sedang mabuk dan pikiranmu kacau, lebih baik jika kita tidur saja, dari pada besok kamu baru kamu nyesal ntar" kataku dan Silvia hanya menggelengkan kepalanya.
'Yah udah tapi kita tidur bareng yah tetapi sebelum tidur bisakah aku memelukmu atau tidak? Sekali saja deh...' tanya Silvia dan aku menatap Silvia lalu memeluknya dan Silvia melingkarkan lengannya di leherku sementara aku memeluk pinggang Silvia yang ramping dan paha Silvia sengaja menjepikan selangkangan nya di pahaku.
'Har gak tau bagaimana aku harus membalas semua kebaikan mu dan kamu selalu membantuku jika aku punya masalah," kata Silvia.
"Yah udah aku ngelakui nya semua ikhlas kokjangan terlalu di pikirkan, sekarang kamu istirahat, jadi pikiranmu akan tenang besok," kataku sambil membelai rambutnya lalu aku mencium dahi Silvia dan makin lama pelukan Silvia semakin erat, aku terus membelai rambutnya terkadang aku membelai punggungnya.
"Har cium lagi" kata Silvia dan aku mencium dahinya lagi.
"Tidak di situ" kata Silvia lagi.
"ini" Aku berkata, sambil menunjuk pipinya, lalu aku mencium pipiku yang memerah.
"Tidak di sana," kata Silvia lagi, menutup matanya dan menyodorkan bibirnya.
Wah Silvia benar-benar mengetes iman saya tapi sesungguhnya saya sudah sangek dari tadi waktu di peluk tetapi dalam hati saya tidak ingin menggunakan seorang gadis yang tidak 100% sadar.
Akhirnya ku mencium bibirnya tetapi Silvia masih saja menutup matanya dan menyudorkan bibirnya ke arahku lalu aku mencium sekali lagi, kali ini untuk waktu yang lama lalu Silvia beaksi dengan mengisap bibirku dan aku melepas ciumanku, lalu aku menatap Silvia yang menatapku dengan sangek, yah persetan lah semuanya aku gak perduli lagi, dari tadi aku sudah sangek lihat tingkahnya dan akhirnya ku lumat bibir mungil nya itu dengan ganas.
Aku mencium Silvia dengan memainkan lidahku dan Silvia merespons dengan mengisap bibir bawahku awalnya Silvia tidak ada respon ketikan aku memasukkan lidah ku ke dalam tetapi setelah waktu yang lama ketika lidahku masuk dia membalas dengan mengisap keras, kadang-kadang Silvia secara bergantian memasukkan lidahnya ke mulutku.
Selama ciuman, aku membelai rambut Silvia lalu belaianku jatuh ke punggungnya dan turun lagi ke pinggangnya lalu aku memberanikan diri untuk memeras pantatnya, Silvia mengerang sedikit "Ahhh..." sambil menekan selangkangannya ke selangkanganku.
Setelah beberapa kali membelai punggungnya sampai menekan pantatnya, aku meremas payudaranya dan ternyata buah dada nya Silvia masih sangat kencang dan sangat besar dibandingkan dengan tubuh.
"Awhh.... ahhh..." erangnya karena payudaranya diperas olehku dan dia juga tidak melepaskan ciuman nya dari bibirku.
Nafsu ku semakin memuncak ketika meremas payudara kenyal Silvia, lalu aku membelai punggung Silvia lagi dan kali ini aku meletakkan tanganku di balik bajunya dan membelai punggungnya langsung di kulit dan setelah ku elus-elus ternyata Silvia tidak mengenakan BH.
Ketika saya membelai punggungnya, saya membelai bagian samping tubuhnya juga, sehingga payudara juga dibelai dan sepertinya Silvia benar-benar menikmati belaianku lalu dia menyentuh tanganku dan mengarahkan tanganku untuk meremas payudaranya Wow payudara sangat nikmat buah dada yang montok dengan pentil yang kecil.
Saya sangat menikmati meremas payudara Silvia dan terkadang saya memainkan puting susunya, sepertinya Silvia juga sangat menikmatinya, tubuhnya menggeliat saat dia dan mengeluarkan erangan kecil "Ahh... awhh..."
Paha saya yang terjepit di antara selangkangannya lalu saya sengaja mengusap memeknya sehingga Silvia lebih terangsang dan Silvia pun merespons dengan menjepitkan selangkangan nya lebih kuat di pahaku.
Kali ini aku meletakkan tanganku di celananya, karena dia mengenakan celana karet aku dengan mudah memasukkan tanganku ke dalamnya, ternyata Silvia juga tidak mengenakan pakaian dalam dengan mudah meremas pantat montok nya dan setiap kali saya menekan pantatnya, Silvia semakin menjepitkan selangkangan nya di pahaku.
Lalu saya mencoba mengelus memeknya dari belakang dan ketika jariku menggosok memek nya, tubuh Silvia seperti kesetum, hmmm ... ternyata Silvia benar-benar terangsang memeknya sudah mulai basah.
Sekarang aku memegang memeknya dari depan dan mulai membelai bibir luar memeknya Silvia yang sudah becek, dan Silvia melepaskan ciumanku dan ketika jariku mencoba masuk ke dalam liang itu Silvia menjerit keras
"Ohwh .... Ow..."Apa yang kamu lakukan padaku, kenapa rasanya sangat nikmat”kata Silvia sambil mengerem dirinya sendiri
Dengan jari tengah saya mencari klitorisnya, lalu saya gosok perlahan. "Ahhhkk..." Silvia berteriak ketika aku menggosok klitorisnya lalu Silvia memegang tanganku, sepertinya dia tidak bisa menahan ketika kacang nya ku mainkan.
Lalu aku pun berbali dengan posisi Silvia di bawah aku membuka baju yang dikenakan Silvia sehingga Silvia telanjang sekarang, kubuka paha Silvia lebar-lebar dan kuletakkan tubuhku di selangkangannya selanjutnya target saya berikutnya adalah buah dadanya, ku mulai dengan menjilati puting susu payudara kanannya, tubuh Silvia menggeliat sepertinya dia sangat suka aku menjilati dan mengisap putingnya.
Aku berhenti lalu menatap Silvia, Sebenarnya aku benar-benar ingin membuka celana Silvia dan menyodok memeknya dengan kontolku. Tapi saya agak ragu.
"Har ayo masukkan aku, aku udah tidak tahan," kata Silvia, menatapku penuh harap. Kata-kata Silvia sepertinya menghapus keraguanku lalu aku membuka celana Silvia dengan mudah, apalagi Silvia membantu dengan mengangkat pantatnya, lalu aku berdiri, membuka baju dan celanaku, sekarang aku dan Silvia sama-sama telanjang.
Sejenak aku memandangi tubuh Silvia, body nya itu langsing dibalut kulit putih mulus, plus payudara besar di dadanya, Kakinya yang panjang dan tinggi dan aku ternganga sejenak, terutama ketika aku melihat memeknya ditutupi dengan jembut hitam di antara pahanya yang terbuka lebar.
"Kenapa hanya diliatin?' Tanya Silvia, aku tersenyum lalu meletakkan tubuhku di selangkangannya, aku mencium Silvia sekali lagi, dia merespons dengan cukup buas, lalu ciumanku turun ke payudaranya yang besar dan saya hanya ingin memastikan Silvia cukup terangsang sebelum saya menembus memek perawannya saat aku mencumbunya aku sengaja menggesek-gesekkan kontolku di antara memek nya.
Saya stel posisi tubuh saya dan membimbing kontolku ke memeknya.
'Sil awal nya memang agak sakit dulu, tapi lama-lama nikmat juga kok" kataku.
"Yah pelan-pelan yah Har" Jawab Silvia, lalu saya mulai mendorong kontolku ke dalam memek Silvia secara perlahan dan Silvia hanya menatapku sambil menggigit bibirnya.
Ketika kontolku sudah masuk separuh batang ke dalam memek nya Silvia mendesah "Awhhh... sakit Har" Lalu aku menahan kemaluanku
Setelah beberapa saat saya menggenjot kontolku perlahan dan kemudian saya mendorong lagi sampai penuh. "Aduh, itu benar-benar menyakitkan" kata Silvia dengan sedih.
'Bentar doang sih Sil, itu paling menyakitkan untuk sementara waktu, nanti juga akan enak" kataku menenangkan.
"Stop har ini benar-benar sakit, bisakah kamu menariknya dulu atau tidak," pinta Silvia sambil menahan rasa sakit.
Saya juga tidak tahan melihatnya akhirnya saya menarik kontolku. Ketika saya menarik keluar, kontolku berlumuran darah perawan Silvia dan dari memeknya aku juga melihat darah mengalir. Hmmm ... banyak banget darahnya pikirku.
"Kenapa ada darah?" Silvia bertanya dengan panik.
'Ini disebut darah cewek masih perawan, Sayang selaput nya koyak Sil" jawab saya.
"Aku ke kamar mandi dulu banyak darah" kata Silvia lalu aku mengantar Silvia ke kamar mandi dan menunggunya dari luar, untuk memastikan Silvia baik-baik saja.
Setelah Silvia keluar dari kamar mandi, memeknya udah bersih tetapi nafsuku udah hilang dan Silvia juga sama sepertinya dan akhirnya kami hanya berbaring berdampingan sambil telanjang.
"Har kenapa itu menyakitkan yah" Silvia bertanya.
'Yah sakit dong karena itu pertama kalinya ngewek dan memek kamu itu masih sempit"jawabku.
"Apakah kamu ingin melanjutkannya Sil?" Saya bertanya pada Silvia.
"Mau sih Har tapi masukin nya pedan yah" jawab Silvia.
Akhirnya saya menempatkan tubuh saya di atas, saya mulai mencium tubuh Silvia dari bibir, pipinya, leher dan payudaranya dan menjilat tubuh nya yang mulus, kadang tanganku membelai memeknya.
Setelahku lihat Silvia cukup terangsang, saya mengarahkan kontolku ke dalam memeknya dan kali ini Silvia tidak terlihat setegang kali pertama perlahan aku mendorong kemaluanku.
"Awhh..." Silvia mengerang ketika kontolku masuk, kali ini memek tidak terlalu sulit ditembus, mungkin karena tidak tegang sehingga memek cukup basah dan saya mendorong kontolku sampai tenggelam dan saya melihat ada sedikit darah yang mengalir dari memeknya, mungkin masih ada selaput yang belum koyak.
Perlahan aku menggenjot kontolku dan tubuh Silvia bergetar sedikit, Silvia terlihat menggigit bibirnya, lalu aku meningkatkan genjotanku semakin cepat dan rasa nya itu nikmat sekali seperti terhisap ke dalam lubang memeknya.
Aku mempercepat genjotanku lagi ku lihat Silvia mulai mengerang, "Awhhh.... ahhh...." selaras dengan masuk dan keluarnya kontolku di memeknya.
"Terus Har... teruskan" dia menghela nafas sambil memegang pantatku.
"Wow Sil busyet memek kamu itu nikmat sekali". Saya bilang.
'enak sih ternyata ngewek itu yah Har tapi awalnya sakit.." jawab Silvia di tengah erangannya.
Saya tidak mengubah posisi kami dia di bawah dan saya di atas, jadi saya bisa mengendalikan tusukan kontolku ke dalam memeknya, terkadang saya ngebut, terkadang saya berhenti sejenak dan kemudian saya menusuk nya dengan gaya samping.
Tiba-tiba tubuh Silvia mulai menegang dan sepertinya dia ingin orgasme lalu saya mempercepat genjotanku karena saya ingin orgasme bersama yah maklum kalau ngewek dengan perawan itu biasa nya kalau sudah organisme itu biasa sudah tidak mau lanjut lagi.
"Cepatt yang goyang yang cepat" seru Silvia, dan sya juga merasakan akan organisme dan tiba-tiba tubuh Silvia menegang dan bergetar keras sambil berteriak "AHHKK..."dengan memelukku erat dan akhirnya silfia organisme bersamaan dengan aku menekan kemaluanku dalam-dalam dan aku menembakkan pejuku ke dalam memeknya, kali ini saya sangat puas menggenjot Silvia sepenuhnya hingga dia organisme.
Setelah beberapa waktu kontol saya akhirnya menyusut dan Silvia melepaskan lengannya.
"Gila nikmat banget, pantesan banyak yang kecanduan" kata Silvia setelah berbaring di sampingku.
Akhirnya, Silvia kembali ke Jakarta pada hari Minggu, Silvia dan saya mengulangi beberapa kali mengulang aksi mesum sewaktu dia berlibur beberapa hari di Medan.
0 Komentar